[movie] The Mirror

Adegan dibuka dengan seorang gadis kecil yang sedang berbicara dengan seorang temannya usai jam sekolah. Tak berapa lama, sang teman pun pulang terlebih dahulu, meninggalkan si gadis kecil yang masih menunggu sang ibu menjemputnya. Beberapa menit menunggu, rupanya sang ibu tak kunjung datang. Gadis kecil pun memutuskan untuk pulang sendiri. Dengan bantuan seorang pria tua, ia diantar menuju stasiun bus tempat ia dan ibunya biasa berangkat menuju ke sekolah. Sayangnya belum lagi tiba di stasiun yang dimaksud, si gadis sudah turun dari motor pria tua.



Perjalanan si gadis dilanjutkan dengan menaiki bus yang menurut perkiraannya ada ibunya di dalamnya. Namun rupanya si gadis salah. Ibunya tak ada dalam bus yang ia tumpangi. Tak berapa lama, si gadis lagi-lagi mengira melihat sosok ibunya dan memutuskan turun dari bus yang ditumpanginya.

Kejutan terjadi ketika si gadis hendak menumpangi bus untuk kesekian kalinya. Tiba-tiba saja ia marah dan berkata tidak ingin melanjutkan syuting lagi. Rupanya cerita tentang gadis kecil yang sedang menunggu ibunya itu adalah bagian dari syuting sebuah film. Si gadis, yang kemudian diketahui bernama Mina kemudian langsung melepaskan atribut yang ia kenakan dan turun dari bus. Para kru yang berada di dalam bus tentu saja kaget dengan kelakuan Mina. Mereka berusaha membujuk Mina agar bersedia melanjutkan syuting. Sayangnya Mina tetap menolak dan memutuskan untuk benar-benar pulang ke rumahnya.



Karena mikrofon yang digunakan untuk keperluan syuting masih berada di tubuh Mina, sang sutradara pun memutuskan untuk tetap melanjutkan syuting dengan cara mengikuti Mina. Pengambilan gambar yang dilakukan dari kejauhan membuat adegan menjadi tidak fokus. Kadang sosok Mina terhalang oleh bus dan mobil-mobil yang lewat. Bahkan ada adegan dimana yang terdengar hanya suara Mina yang sedang berbicara dengan seorang pria tanpa diketahui dimana keberadaannya. Berhasilkah Mina tiba di rumahnya? Lalu bagaimana dengan kelanjutan syuting sebelumnya?

***
Di awal-awal menonton film ini, saya tak henti-hentinya menebak akan dibawa kemana cerita tentang si gadis kecil ini. Lalu ketika diketahui bahwa cerita awal tersebut adalah cerita sebuah syuting film, saya mengalami kesulitan untuk mengatakan bahwa ini sebuah film dengan script lengkap ataukah sebuah fim dokumenter tentang seorang anak yang menjalani syuting sebuah film kemudian memutuskan untuk mundur. Hal ini bahkan diperkuat dengan penggunaan nama asli dari si gadis kecil tersebut.

Paruh kedua film yang dihabiskan dengan pengambilan gambar Mina dari kejauhan membuat film ini benar-benar terasa seperti sebuah film dokumenter. Meski di beberapa bagian, ketidakfokusan gambar tersebut sempat membuat saya bosan dan agak mengantuk. Mina, si gadis kecil yang menolak untuk melanjutkan syuting tersebut juga terlihat sangat natural dengan perannya.

Jadi sebenarnya ini film atau sebuah dokumentasi perjalanan? Entahlah.