[review] jaane tu ya jaane na - SAVING MY MEMORIES

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, December 22, 2011

[review] jaane tu ya jaane na

Tema persahabatan antar lawan jenis yang dibumbui adanya cinta tentu bukanlah hal yang baru lagi. Entah ada berapa puluh judul film yang mengangkat ide tersebut, lalu meramunya dengan cara berbeda. Ada yang berakhir dengan happy ending tanpa konflik berarti. Ada juga yang harus nunggu bertahun-tahun baru bisa bersatu. Dan ada juga yang harus berbesar hati menerima nasib kalau mereka tidak berjodoh.

Jaane Tu Ya Jaane Na, merupakan satu diantara film dengan tema "pasaran" tersebut. Bercerita tentang persahabatan antara Jai Singh Rathore (Rats) dan Aditi Wadia (Meoww) yang disalahartikan oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan kedua orang tua Aditi berencana menikahkan keduanya setelah kelulusan mereka dari kampusnya. Rencana yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh mereka berdua.
Akhirnya untuk membuktikan kalau hubungan mereka tak lebih dari persahabatan, Jai dan Aditi membuat sebuah kesepakatan. Masing-masing dari mereka akan mencarikan pasangan untuk yang lainnya. Aditi akan memilihkan seorang perempuan yang lemah lembut dan feminin untuk Jai. Sebaliknya Jai akan memilihkan seorang laki-laki yang gagah dan tidak pengecut untuk Aditi. (Jai adalah orang yang selalu menghindari kekerasan, sehingga sering dikatai pengecut oleh Aditi).

Untuk merealisisaikan rencana tersebut, bersama empat sahabat lainnya, Aditi dan Jai datang ke sebuah klub. Disana Jai bertemu dengan Meghna, seorang gadis yang langsung membuat Jai terpesona sejak pandangan pertama.

Di lain pihak, Aditi juga bertemu dengan Sushant, putra dari seorang kolega ayahnya. Tanpa menunggu waktu lama, dia dan Sushant memutuskan untuk bertunangan. Di titik inilah masing-masing dari mereka mulai menyadari kalau hubungan antara mereka lebih dari sekadar persahabatan. Dan seperti yang bisa kita tebak, Jai dan Aditi pada akhirnya bersatu.

Yang saya suka dari film ini, meskipun idenya umum dan endingnya sangat mudah ditebak, namun film ini berhasil memberikan nuansa lain dari film-film india sejenis yang pernah saya tonton. Singkat kata, film ini berhasil melewati stereotipe "lebay" seperti yang umumnya terjadi pada film India. Tidak ada adegan menyanyi di tengah hujan, atau nangis-nangis Bombay. Persahabatan yang ditawarkan, serta dialog yang diberikan juga terkesan natural dan cerdas. Penyisipan unsur tradisi klan Rathore juga sukses menambah cantik film ini.

Genelia, si pemeran Aditi disini cantik banget kalo untuk ukuran mata saya. Lalu Imran Khan, he's definetly Aamir Khan's nephew. Dari wajah sampai gayanya benar-benar mirip. Dan, yup. Ini lagi-lagi adalah film dari Aamir Khan yang patut diapresiasi.

No comments:

Post Top Ad

Responsive Ads Here