tentang seorang teman...

Kiky, teman kuliahku dulu memutuskan untuk menikah hanya beberapa bulan setelah kelulusannya dan dengan orang yang baru dikenalnya beberapa bulan. Mungkin bisa dikatakan semua orang terkejut dengan berita ini, karena hampir semua temannya tau kalo Kiky bukanlah tipe perempuan yang akan langsung menikah begitu lulus. Kenapa bisa begitu? Karena semasa kuliah dia dikenal aktif dengan Pramukanya. Rasanya menikah muda tidak termasuk dalam rencana hidupnya. Tapi seperti kata pepatah, “Kalau sudah jodoh takkan lari kemana”

Kurang lebih 2 minggu setelah pesta pernikahan, Kiky datang ke kantorku. Dia bercerita kalau saat itu dia sedang bekerja di sebuah perusahaan export-import. Aku agak bingung melihat keberadaannya di Banjarmasin. Bukankan seharusya dia berada di Batulicin bersama suaminya? Ketika kutanya kenapa tidak ikut suami, dia hanya tersenyum.

Karena penasaran, akhirnya aku bertanya pada Ida, temanku yang memang lebih dekat dengan Kiky. Dan walaupun tak mau bercerita banyak, Ida dengan jujur mengatakan kalau Kiky sedang ada masalah besar. Apa masalahnya, aku pun tak tahu.

Selang beberapa bulan, akhirnya kebingunganku terjawab. Kiky akan menggugat cerai suami yang baru menikahinya selama ± 3 bulan. Entah ada masalah apa antara Kiky dan suaminya. Yang kutahu penyebab perceraian ini adalah karena Kiky merasa suamiya tidak tegas dan selalu meminta bantuan orangtunya dalam menyelesaikan masalah rumah tangga mereka. Dan ada juga yang mengatakan kalau Kiky masih ingin bebas walaupun sudah menikah. Well, apapun alasannya hanya Kiky yang tahu kan?

Sedikit cerita tentang Kiky ini membuka sebuah pemikiran baru untukku. Bahwa pernikahan adalah sebuah hal yang besar dalam hidup kita. Dimana perlu kesiapan mental dalam menjalaninya dan tentu keyakinan untuk berkomitmen dengan seseorang. Ini membuatku tahu kenapa ada orang yang bisa pacaran bertahun-tahun tapi tak kunjung menikah jua. Juga kenapa ada pasangan yang tinggal bersama sampai punya anak tapi tidak menikah.